Bupati Bengkalis Buka Acara Ritual Mandi Sapar 2017

  • Nov 20, 2017
  • Hadi Caendra

Acara Budaya Mandi Sapar dipantai Lapin Desa tanjung Punak Kecamatan Rupat Utara resmi dibuka Bupati Bengkalis Amril Mukminin pada hari Selasa 14/11/2017 kemarin. hadir pada saat itu Gubernur riau H Arsyadjuliandi Rachman diikuti, Kapolda Riau, Irjen Pol. Nandang, Danlanal Dumai, Kolonel Laut (E) Yose Aldino, camat Rupat utara serta sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat dalam acara tersebut. Budaya mandi sapar baru bisa dilaksanakan sekitar Pukul 13.00 wib setelah Hujan yang mengguyur pulau Rupat mulai dari subuh berhenti, dan ini membuat jumlah masyarakat yang hadir berkurang bila dibandingkan dengan tahun - tahun sebelumnya untuk menyaksikan event pariwisata berbasis budaya tersebut. berbeda dengan sebelumnya, biasanya Budaya mandi sapar dirupat utara dilaksanakan pada hari rabu terkahir dibulan sapar. tapi pada tahun 2017 ini Budaya mandi Sapar dilakasanakan pada hari Selasa terakhir bulan sapar. hal ini yang menjadi perbualan di media sosial (medsos) mengapa bisa terjadi perubahan hari. setelah ditelusuri alasnnya di kernakan jadwal Gubernur riau yang padat, sementara Pak andy sapa'an Gubernur riau tersebut ingin sekali melihat acara mandi sapar di tanjung lapin tersebut. Ritual Mandi Safar adalah tradisi masyarakat mandi bersama-sama sebagai simbol dan sekaligus harapan membersihkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Tradisi ini didahului dengan do'a, lalu secara simbolis dilanjutkan tepuk tepung tawar oleh H Arsyadjuliandi Rachman dan diikuti pejabat - pejabat yang lain kepada delapan anak-anak tersebut yang dimandikan secara bergantian. Tradisi Budaya Mandi sapar ini masuk dalam Kalendar Pariwisata Kabupaten bengkalis. dan menjadi agenda tahunan pemerintah kabupaten Bengkalis untuk dilaksanakan. masukan dari masyarakat Pulau Rupat, hendaklah acara ini tetap dilaksanakan pada hari rabu Terakhir bulan sapar sebagai bagian dari tradisi dan agar terjaga nilai dan sejarah dari pada budaya mandi sapar tersebut. jangan ada kepentingan politik yang menyebabkan terjadi pergeseran dari budaya yang dilaksanakan tersebut.