Konsorsium Hijau Periksa Krisis Sosial Ekologi Desa di 8 Kabupaten

  • Nov 09, 2015
  • kadur
  • BERITA

Konsorsium Hijau telah memulai kerja lapangan implementasi program pengetahuan hijau. Kerja lapangan dimulai dengan melakukan Rapid Assesmen terhadap 16 desa di delapan kabupaten lokasi program, pada awal hingga pertengahan November ini. Untuk tahap pertama, Rapid Assesmen dilakukan di Kabupaten Lombok Timur, lombok Tengah, Sumba Timur, Sumba Tengah dan Mamuju. Sedangkan Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur dan Buleleng akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Tujuan dari proses pemeriksaan ini mendorong kemandirian desa khususnya yang menjadi wilayah kegiatan pemeriksaan, serta mendorong lahirnya para pemimpin masa depan di desa, dari kalangan generasi muda baik laki-laki maupun perempuan. Pemeriksaan ini hanya alat untuk mencapai dua visi kegiatan Konsorsium Hijau. Kerangka utama dalam rapid assesmen ini ialah krisis sosial ekologis di desa-desa di Indonesia. Yang dimaksud krisis sosial ekologis adalah penurunan fungsi ekologis dan alam yang pada gilirannya berdampak pada kehidupan sosial. Krisis ini bukan sebatas kerusakan fisik belaka tapi telah menjangkau aspek sosial dan telah mempengaruhi manusia yang tinggal di daerah krisis. Kesadaran warga desa misalnya telah dibentuk oleh krisis ini. Warga bahkan telah hidup bersama krisis dan menajadi bagian dan penopang utama bagi kerusakan alam yang berkelanjutan.

Dengan kata lain, krisis sosial ekologis dapat dipahami sebagai payung kegiatan pemeriksaan ini. Untuk dapat memahami krisis sosial ekologis di atas, telah dipilih pintu yang menjadi titik masuk, yakni pertanian yang terintegrasi (integrated farming/IF), energi yang terbarukan (renewableenergy/RE), kewirausahaan berbasis nilai lingkungan (green entrepreneurship/GE), dan perencanaan berbasis spasial (spatial planning/SP). Bidang terakhir, spatial planning (SP), akan menjadi kerangka pikir dalam melihat ketiga bidang yang lain.

Selain sebagai pintu masuk memahami krisis, keempat bidang ini akan menjadi titik mencari pintu keluar dari krisis sosial ekologis. Saat memikirkan tawaran jalan keluar di desa terkait krisis ini, ketiga bidang ini adalah materi yang akan didorong dalam rangka memperkuat kemandirian dan ketahanan desa dengan prinsip yang bersahabat pada lingkungan hidup. Ketiga bidang inilah yang akan menjadi aspek mendorong ekonomi desa. Rapid Assesment akan dilangsungkan selama dua belas hari. Ada 16 peneliti muda Konsorsium Hijau yang akan tinggal bersama masyarakat di 16 desa lokasi penelitian.*** (ET)